Buku ini akan menceritakan cerita-cerita pendek yang sebagian besar adalah fabel. Salah satunya adalah kisah seekor monyet yang berusaha mengambil sebuah kacang polong yang terjatuh dari tangannya.

Di sebuah desa, tinggallah seorang lelaki tua bernama Pímen Timoféich. Ia berumur sembilan puluh tahun. Ia tinggal di rumah cucunya dan tidak bekerja.

Ketika Pak Bowen menetap lebih dari satu tahun, istrinya meninggal, meninggalkan tiga anak—Philip, Natanael, dan Polly. Ia mempekerjakan seorang gadis muda bernama Florinda Le Shore, yang datang dari Inggris.

Alkisah, hiduplah seorang wanita miskin memiliki seorang putri bernama Másha. Suatu pagi, Másha pergi mengambil air dan mendengar suara seorang bayi yang menangis. Másha membawa bayi tersebut ke dalam pelukannya dan membawanya ke dalam rumah.

Seorang wanita tua miskin ingin memasak kacang yang ia temukan. Ia membuat api di perapiannya dengan segenggam jerami. Salah satu biji jatuh tergeletak di tanah di samping sedotan.

Dahulu kala ada seorang putri di Trœzene, Aithra, putri Raja Pittheus. Dia memiliki satu anak laki-laki yang tampan, bernama Theus, anak paling berani di seluruh negeri.

Buku Dongeng Yunani kali ini menceritakan kisah perjalanan Purseus. Purseus dikenal dalam legenda Yunani karena berhasil mengalahkan Medusa, si Gorgon.

Buku Dongeng Yunani kali ini menceritakan kisah Argonauts, para pahlawan yang dilatih oleh para centaur melintasi laut ke Colchis dalam misi menemukan Bulu Domba Emas.

Suatu sore di hari musim dingin, ketika matahari bersinar dengan cahaya yang dingin, setelah badai yang panjang, pergi keluar dan bermain di salju yang baru turun. Mereka bernama Violet dan Peony.

Pada zaman Raja Sung-jong, ada seorang gadis penari terkenal di Pyong-an yang bernama Charan. Dia sangat cantik, pandai bernyanyi dan menari, dan ia juga luar biasa dalam memahami kesenian klasik dan pengetahuan sejarah.

Ada seorang ahli geomancer bernama Yi Eui-sin, yang mencari tanaman gunung khusus. Pencarian dimulai dari Dragon Ridge di Provinsi Ham-kyong Utara. Setelah bepergian sepanjang hari di perbukitan, Yi merasa lapar.

Dahulu kala hiduplah seorang pria bernama Sentaro. Suatu hari, tanpa alasan, pikiran tentang kematian dan penyakit datang kepadanya. Gagasan jatuh sakit atau sekarat membuatnya sangat menyedihkan.